Thursday, November 15, 2007

first experience

lebih dari setengah tahun ini aku lebih memilih memberikan seluruh waktu n perhatianku buat melihat pertumbuhan dan perkembangan si kecil,buah hatiku..... n sekarang saat aku ngerasa udah waktunya aku harus mulai nyoba cari pengalaman buat mengasah ilmu yang pernah aku pelajari,aku cobalah mulai ngelamar kerja jadi dokter jaga di sebuah rumah sakit di deket rumah,alhamdulillah diterima,jadilah aku mulai kerja.

seminggu aku kerja 3 hari,2 hari jaga pagi dan seharinya lagi jaga malam.... juga kadang2 ngegantiin dokter2 jaga lain yang berhalangan masuk,buat aku sih kerja seminggu 3 hari juga udah cukup,lumayan buat tambah2 pengalaman,lagipula anak aku masih 7 bulan,rasanya kasian juga kalo sering2 ditinggal,masalahnya dirumah sakit tempat aku kerja, sehari cuma dibagi 2 shift dokter jaga,jadi ya.... itung aja sehari berapa lama jam kerjanya.

pertama kali aku masuk kerja aku dapet giliran jaga bangsal,kagok juga sih awalnya.... tapi yah... sok pede aja... pokoknya aku minta dibantu sama perawat n dokter2 disana.
awal2 sih kasusnya gak gitu aneh2,masih seputar GE,febris typhoid,KP,brpn,masih aman lah....

trus setelah beberapa kali jaga mulailah bermunculan kasus kasus yang butuh perhatian besar,mulai dari tetanus,meningitis,cks,ileus,leukemia,thalasemia,stroke,intoksikasi obat hama n bensin,SN,GGK dll.... jadilah aku mulai belajar n belajar lagi,buka buka buku lagi,tanya sana sini lagi... oya aku kadang juga suka main2 ke vk, liat2 kasus kebidanan,untung dokter obgin nya baik,jadi aku boleh ikutan nongkrong di vk belajar kasus2 kebidanan,maklum lah waktu masih koas kebidanan,ilmu n skill ku minim banget,partus pandang,manual plasenta pandang,vakum pandang,segalanya serba dipandang lah pokoknya....hai hai para dokter yang baru lulus n baru mulai kerja... mari kita saling berbagi pengalaman.... oke...
Read More.. Read More..

Tuesday, September 25, 2007

DIARE PADA ANAK

diare adalah pola defekasi yang abnormal,dimana frekwensinya meningkat,lebih dari 4 kali dalam sehari,dengan konsistensi yang lebih cair dari pada biasanya. Tetapi perlu diingat bahwa pada bayi yang mendapatkan asi ekslusif frekwensi defekasi 5-6 kali sehari masih dianggap normal.
diare akut pada anak biasanya disebabkan karena infeksi,tetapi selain itu juga bisa disebabkan karena malabsorpsi dan enteropati. Sejauh ini komplikasi dari diare yang paling sering terjadi adalah dehidrasi.
patofisiologi dari diare bisa bermacam macam,virus dapat secara langsung menyababkan kerusakan di dinding usus sehingga meningkatkan sekresinya,rotavirus memproduksi endotoksin yang dapat memicu sekresi dari usus halus sehingga mengakibatkan tinja yang cair,bakteri dapat menyebabkan terjadinya ulserasi dan abses di dinding usus.
gejala klinis
selain diare juga bisa terdapat gejala gejala berikut:
1. dehidrasi
Dehidrasi adalah penyebab terbanyak kematian pada diare,setiap pasien diare harus dinilai derajat dehidrasinya. letargi,penurunan kesadaran,ubun ubun yang cekung,mukosa membran yang kering,tidak ada air mata,turgor kulit menurun,capillary refill yang terlambat, semua itu adalah beberapa tanda penting dehidrasi
2.malnutrisi
3. abdominal pain
4.peristaltik yang meningkat
5.perianal erythemamedical care
karena kebanyakan diare adalah self limiting disease,maka terapi yang utama adalah bersifat suportif,yaitu memelihara cairan dan menterapi dehidrasi. terapi rehidrasi oral adalah terapi pertama pada diare anak,terapi rehidrasi intravena dikerjakan bila terapi rehidrasi oral dirasa tidak berhasil
1.terapi rehidrasi oral
2.pemberian makan/asi lebih sering dari biasanya
3.obat spasmolitik tidak diindikasikan untuk diare karena infeksi
4.anti mikroba diindikasikan untuk nonviral diare
Aeromonas species:Use cefixime and most third- and fourth-generation cephalosporins.
Campylobacter species:Erythromycin shortens illness duration and shedding.
C difficile:Discontinue potential causative antibiotics.
If antibiotics cannot be stopped or this does not result in resolution, use oral metronidazole or vancomycin. Vancomycin is reserved for the child who is seriously ill.
C perfringens:Do not treat with antibiotics.
Cryptosporidium parvum:Paromomycin; however, effectiveness is not proven. Nitazoxanide, a newer anthelmintic, is effective against C parvum.
Entamoeba histolytica:Metronidazole followed by iodoquinol or paromomycin Asymptomatic carriers in nonendemic areas: Iodoquinol or paromomycin.
E coli:Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX) if moderate or severe; antibiotic treatment may increase likelihood of HUS. Parenteral second-generation or third-generation cephalosporin for systemic complications
G lambli:Metronidazole or nitazoxanide can be used.
Plesiomonas species:Use TMP-SMX or any cephalosporin.
Salmonella species:Treatment prolongs carrier state, is associated with relapse, and is not indicated for nontyphoid-uncomplicated diarrhea. Treat infants younger than 3 months and high-risk patients (eg, immunocompromised, sickle cell disease). TMP-SMX is first-line medication; however, resistance occurs. Use ceftriaxone and cefotaxime for invasive disease.
Shigella species:Treatment shortens illness duration and shedding but does not prevent complications. TMP-SMX is first-line medication; however, resistance occurs. Cefixime, ceftriaxone, and cefotaxime are recommended for invasive disease.
V cholerae:Treat infected individuals and contacts. Doxycycline is the first-line antibiotic, and erythromycin is second-line antibiotic.
Yersinia species:TMP-SMX, cefixime, ceftriaxone, and cefotaxime are used. Treatment does not shorten disease duration; reserve for complicated cases.

macam obat

1.cefixime:potensial long akting sefalosporin
dosis dewasa: 400mg po 4xsehari 7-10 hari
dosis anak:8mg/kgbb po 4xsehari 7-10 hari
umumnya aman untuk wanita hamil
ki:alergi penisilin,ggg fx ginjal
2.seftriakson:
sefalosporin generasi ketiga
dosis dewasa 1-2 g IV/IM dalam 24 jam
dosis anak 50mg/kgbb/hari IV/IM 2-4xsehari
ki:riwayat alergi,hiperbilirubin
umumnya aman untuk wanita hamil
3.cefotaxim:
sefalosporin generasi ketiga
dosis dewasa 1-2 g IV/IM dalam 24 jam
dosis anak 50mg/kgbb/hari IV/IM 2-4xsehari
ki:riwayat alergi penisilin
umumnya aman untuk wanita hamil
4. eritromisin:
makrolide bakteriostatik,berguna untuk kuman vibrio dan csmpylobscter
dosis dewasa 250-500mg po 4x sehari
dosis anak 50mg/kgbb/hari po/iv dibagi dalam 4x sehari
ki riw alergi,ggg hati
umumnya aman untuk wanita hamil
5.metronidazole:
aktif untuk spesies giardia,entamoeba
dosis dewasa 250-500 po 3xsehari 10 hari
dosis anak3050mg/kgbb/hari po
6.kotrimoksasol:
efektiv untuk E coli
dosis dewasa 160 mg po 2xsehari 7-10 hari
dosis anak 10 mg/kgbb/ hari po dibagi 2 dosis
7.tetrasiklin
dosis dewasa 25-500 mg po 4xsehari selama 6 hari
dosis anak >8 tahun 25-50mg/kgbb/hari
tidak aman untuk wanita hamil
8.vankomisin
efektiv untuk C difficile
dosis dewasa 500mg po 4xsehari
dosis anak 40-50 mg/kgbb/hari
Read More.. Read More..

Monday, August 13, 2007

asthma !!!!!!

Asthma is a chronic disease of the respiratory system in which the airway occasionally constricts, becomes inflamed, and is lined with excessive amounts of mucus, often in response to one or more triggers( such as exposure to an environmental stimulant (or allergen), cold air, warm air, moist air, exercise or exertion, or emotional stress). Between episodes, most patients feel well but can have mild symptoms and they may remain short of breath after exercise for longer periods of time than the unaffected individual.
sign and symptoms:
1. shortness of breath (dyspnea) and either wheezing or stridor
2. some patients present primarily with coughing
3. sometimes produce clear sputum
4. wheezing, rapid breathing (tachypnea), prolonged expiration, a rapid heart rate (tachycardia), rhonchous lung sounds (audible through a stethoscope), and over-inflation of the chest.
5. accessory muscles of respiration (sternocleidomastoid and scalene muscles of the neck) may be used,shown as in-drawing of tissues between the ribs and above the sternum and clavicles
6. paradoxical pulse (a pulse that is weaker during inhalation and stronger during exhalation).
7. During very severe attacks, an asthma sufferer can turn blue from lack of oxygen, and can experience chest pain or even loss of consciousness

Treatment
1. The most effective treatment for asthma is identifying triggers,and limiting or eliminating exposure to them. Desensitization to allergens has been shown to be a treatment option for certain patients.
2. Relief medication:
a.Short-acting, selective beta2-adrenoceptor agonists, such as salbutamol
b.Older, less selective adrenergic agonists, such as inhaled epinephrine and ephedrine
c.Anticholinergic medications, such as ipratropium bromide may be used
d.Inhaled glucocorticoids are usually considered preventive medications
3. Prevention medication:
a.Inhaled glucocorticoids (ciclesonide, beclomethasone, budesonide, flunisolide, fluticasone, mometasone, and triamcinolone).
b.Leukotriene modifiers (montelukast, zafirlukast, pranlukast, and zileuton).
c.Mast cell stabilizers (cromoglicate (cromolyn), and nedocromil).
d.Antimuscarinics/anticholinergics (ipratropium, oxitropium, and tiotropium), which have a mixed reliever and preventer effect. (These are rarely used in preventive treatment of asthma, except in patients who do not tolerate beta-2-agonists.)
e.Methylxanthines (theophylline and aminophylline)
f.Antihistamines
g.Omalizumab, an IgE blocker,Methotrexate,
4. Long-acting β2-agonists
Long-acting bronchodilators (LABD) are similar in structure to short-acting selective beta2-adrenoceptor agonists, but have much longer sidechains resulting in a 12-hour effect, and are used to give a smoothed symptomatic relief (used morning and night). Currently available long-acting beta2-adrenoceptor agonists include salmeterol, formoterol, bambuterol, and sustained-release oral albuterol.

Emergency treatment
When an asthma attack is unresponsive to a patient's usual medication, other treatments are available to the physician or hospital:
a. oxygen to alleviate the hypoxia (but not the asthma per se) that results from extreme asthma attacks;
b. nebulized salbutamol or terbutaline (short-acting beta-2-agonists), often combined with ipratropium (an anticholinergic);
c. systemic steroids, oral or intravenous (prednisone, prednisolone, methylprednisolone, dexamethasone, or hydrocortisone). Some research has looked into an alternative inhaled route.[44]
d. other bronchodilators that are occasionally effective when the usual drugs fail:
o intravenous salbutamol
o nonspecific beta-agonists, injected or inhaled (epinephrine, isoetharine, isoproterenol, metaproterenol);
o anticholinergics, IV or nebulized, with systemic effects (glycopyrrolate, atropine, ipratropium);
o methylxanthines (theophylline, aminophylline);
o inhalation anesthetics that have a bronchodilatory effect (isoflurane, halothane, enflurane);
o the dissociative anaesthetic ketamine, often used in endotracheal tube induction
o magnesium sulfate, intravenous; and
e. intubation and mechanical ventilation, for patients in or approaching respiratory arrest.
f. Heliox, a mixture of helium and oxygen, may be used in a hospital setting. It has a more laminar flow than ambient air and moves more easily through constricted airways
Read More.. Read More..

Thursday, June 21, 2007

ASPEK SEROLOGIK RADANG HATI VIRUS

radang hati virus adalah radang hati yang disebabkan oleh karena hepatotropik virus,dimana organ hati merupakan sasaran yang utama.
kini telah dikenal minimal lebih dari tujuh virus penyebab radang hati,diantaranya:
1. virus hepatitis A
2. virus hepatitis B
3. virus hepatitis C
4. virus hepatitis D
5. virus hepatitis E
6. virus hepatitis F
7. virus hepatitis G
semua virus tersebut diatas dapat menyebabkan keadaan hepatitis akut dengan manifestasi klinik yang bervariasi,mulai dari tanpa gejala sampai gejala yang paling berat,bahkan sampai kematian.

1. Virus Hepatitis A
parameter diagnostik laboratorium untk hepatitis virus A adalah HAV antigen dan anti-HAV. antigen HAV sudah dapat dijumpai pada tinja pada fase inkubasi dan fase akut,al ini penting dalam proses penularan virus melalui fekal-oral. antigen HAVdalam tinja dapat dideteksi denan perantara IEM,RIA, atau ELISA. namun yang lebih praktis adalah deteksi antibodi HAV.anti HAV sudah timbul pada fase akut,jenis anti HAV yang pertama muncul adalah IgM anti HAv,baru kemudian disusul IgG anti HAV. IgM anti HAV dapat menetap 2-3 bulan,sedangkan IgG anti HAV dapat bertahan hingga bertahun tahun.

2. Virus Hepatitis B
perubahan serologik pada hepatitis virus B dimulai dengan timbulnya HBsAg/HBeAg/HBV DNA dalam darah/serum,sering mendahului peningkatan enzim transaminase,kemudian berturut turut disusul dengan timblnya IgM anti HBeAg dan anti HBs. perubahan serologik pada infeksi hepatitis B umumnya akan kembali dalam waktu kurang dari 6 bulan,dikatakan kronis bila perubahan serologis menetap hingga lebi dari 6 bulan. terjadinyakeganasan kanker hati primer,perlu diwaspadai bila kadar alfafetoprotein>300ng/ml,persangkaan diagnosis bila kadar AFP>500ng/ml lebih2 bila AFP>100ng/ml

3. Virus Hepatitis C ditandai dengan timbulnya HCV RNA pada fase dini,sebelum terjadinya peningkatan aktivitas serum transaminase yang karakteristik fluktuatif,kemudian disusul dengantimbulnya anti HCV yang lebih lambat.penjalaran hepatitis virus C akut 50% akanmenjadikronis dan 20% akan menjadi sirosis,waktu rata2 untuk timbulnya sirosis pada infeksi HCV sekitar 20 tahun.

4. Virus hepatitis Delta
virus hepatitis delta merupakan virus detetif,yang membutukan komponen HBV untuk replikasinya. pada akut delta ko-infeksi akandijimpai aktivitas seru enzimtransaminase yang bifasik,dan kadar HBsAg yan menurun,diagnosis adanya hepatitis virus delta dapat melalui deteksi HDAg pada jaringan hati/darah atau serum IgM anti HDV

5.Virus Hepatitis E
perubahan serologi pada infeksi HEV menyerupai hepatitis A,dan diagnosis adanya hepatitis E akut dapat dibuat melalui pemeriksaan HEV RNA dalam tinja dengan metode IEM maupun PCR atau melalui pemeriksaan IgM antiHEV serum
Read More.. Read More..

Monday, June 18, 2007

PERDARAHAN ANTEPARTUM

I. Definisi
Definisi perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervagina setelah 29 minggu kehamilan atau lebih
II. Klasifikasi
Klasifikasi penyebab perdarahan antepartum antara lain yaitu :
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik)
III. Perbedaan antara solutio plasenta dan plasenta previa
a).Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal.
b).Ciri-ciri solusio plasenta :
1. Perdarahan dengan nyeri
2. Perdarahan tidak berulang
3. Warna perdarahan merah coklat
4. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya tiba-tiba
6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu
7. His ada
8. Rasa tegang saat palpasi
9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada
10. Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
12. Tidak berhubungan dengan presentasi
IV. Pengelolaan
a). plasenta previa
Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta previa.
ibu yang dicurigai plasenta previa harus dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi. Sebelum penderita syok, pasang infus NaCl/RL sebanyak 2 -3 kali jumlah darah yang hilang. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37 minggu.
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c. Tempat tinggal pasien dekat dgn rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 mnt)
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati
Perawatan konservatif berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik untuk mengatasi anemia dan tokolitik
- Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan.
Penanganan aktif berupa :
- Persalinan per vaginam.
- Persalinan per abdominal.
Indikasi persalinan pervaginam
-plasenta previa marginalis
-plasenta previa letak rendah
-plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4 cm/lebih.
Pada kasus tersebut bila tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan pitosin drip. Namun bila perdarahan tetap ada maka dilakukan seksio sesar
Indikasi melakukan seksio sesar :
- Plasenta previa totalis
- plasenta previa lateralis dimana perbukaan <4>
- Perdarahan banyak tanpa henti.
- Presentase abnormal.
- Panggul sempit.
- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
- Gawat janin
b).solutio plasenta
Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirujuk ke spesialis karena memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun persalinan
1.Bila umur kehamilan <37 solusio plasenta ringan,terapi konservatif
2.Bila umur kehamilan <37 solusio plasenta sedang dan berat/ringan yg memburuk,persalinan pervaginam bila persalinan diperkirakan <6 jam
3.Bila umur kehamilan >37 minggu/TBF 2500 g seksio sesar diindikasikan jika persalinan pervagina diperkirakan berlangsung lama baik pada solusio plasenta ringan, sedang maupun berat.
4.Pasien dengan solusio plasenta sedang/berat, tranfusi darah atau resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu sebelum tindakan obstetri. Ketuban dapat segera dipecah tanpa memperdulikan apakah persalinan pervagina atau perabdominal untuk mengurangi regangan uterus
Read More.. Read More..